Laporan Praktikum Filum Platyhelminthes, Nematoda dan Annelida

Identifikasi Morfologi Filum Platyhelminthes, Nematoda dan Annelida

Aldyan Ismail
Tadris Biologi, INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
(T20158006)

ABSTRAK
Filum Platyhelminthes merupakan kelompok cacing yang struktur tubuhnya paling sederhana. Kata Platyhelminthes berasal dari bahasa Latin, platy (pipih) dan helminthes (cacing atau vermes), sehingga kelompok ini disebut cacing pipih. Platyhelminthes atau Cacing pipih tidak bersegmen, merupakan cacing berbentuk simetris bilateral dan tidak memiliki coelom (acoelomate) tetapi memiliki tiga lapisan germinal.   Nematoda adalah cacing yang hidup bebas atau sebagai parasit. Ciri-ciri tubuhnya tidak bersegmen dan biasanya berbentuk silinder yang memanjang serta meruncing pada kedua ujungnya. Nematoda memiliki siklus hidup langsung, sehingga tidak memerlukan inang antara dalam perkembangan hidupnya. Filum Annelida merupakan cincin kecil bentuk, berarti cacing yang berbentuk cincin kecil. Cacing-cacing yang termasuk dalam filum ini, tubuhnya bersegment- segment. Mereka hidup di dalam tanah yang lembab, dalam laut, dan dalam air tawar. Pada umumnya Annelida hidup bebas, ada yang hidup dalam liang, beberapa bersifat komensal pada hewan-hewan aquatic, dan ada juga yang bersifat parasit pada vertebrata. Annelida di samping tubuhnya bersegment-segmen, juga tertutup oleh kutikula yang merupakan hasil sekresi dari epidermis; sudah mempunyai sistem nervosum, sistem kardiovaskula tertutup, dan sudah ada rongga badan atau celom.


Kata kunci : Platyhemninthes ; phylum/Nematoda ; phylum/Annelida ; phylum

PENDAHULUAN

Seluruh hewan yang ada dimuka bumi ini telah diciptakan oleh Allah dengan begitu sempurna. seluruh hewan diciptakan sudah dengan kadar ketentuan masing-masing. tidak ada yang tidak berguna dan tanpa sebab Allah menciptakannya. seperti yang telah disebutkan pada penggalan Surat Hud ayat 6 dibawah ini yang berbunyi :
 وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الأرْضِ إِلا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
artinya : Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).
artinya bahwa seluruh makhluk ini sudah pada garis ketentuan Allah SWT. Seperti cacing-cangingan yang telah diklasifikasikan menjadi beberapa Filum. setiap Filum berada pada tempat yang berbeda. Memiliki struktur morfologi dan fungsi yang berbeda pula. cara mendapatkan makanan (rejeki) yang sudah diatur dengan keberadaan yang sesuai dengan habitatnya. 
Filum Platyhelminthes merupakan kelompok cacing yang struktur tubuhnya paling sederhana. Kata Platyhelminthes berasal dari bahasa Latin, platy (pipih) dan helminthes (cacing atau vermes), sehingga kelompok ini disebut cacing pipih. Dibandingkan dengan Filum Porifera dan Cnidaria, organisasi tubuh cacing pipih ini sudah sedikit lebih maju. Platyhelminthes memiliki tubuh pipih, lunak, simetri bilateral dan bersifat hermaprodit. Tubuh dapat dibedakan dengan tegas antara posterior dan anterior, dorsal dan ventral. Bersifat tripoblastik, dinding tubuh terdiri atas 3 lapisan, yaitu ektoderm, mesoderm, dan endoderm.Platyhelminthes atau Cacing pipih tidak bersegmen, merupakan cacing berbentuk simetris bilateral dan tidak memiliki coelom (acoelomate) tetapi memiliki tiga lapisan germinal. Beberapa jenis hidup secara bebas dan banyak yang bersifat parasit.
Filum Annelida adalah kelompok cacing dengan tubuh bersegmen. Berbeda dengan platyhelminthes dan nematelminthes, annelida merupakan hewan triploblastik yang sudah memilki rongga tubuh sejati ( hewan selomata), nama annelida merupakan heawan yang struktur tubuhnya paling sederhana (susanti, baiq hana, 2010)Filum Annelida merupakan cincin kecil bentuk, berarti cacing yang berbentuk cincin kecil. Cacing-cacing yang termasuk dalam filum ini, tubuhnya bersegment- segment. Mereka hidup di dalam tanah yang lembab, dalam laut, dan dalam air tawar. Pada umumnya Annelida hidup bebas, ada yang hidup dalam liang, beberapa bersifat komensal pada hewan-hewan aquatic, dan ada juga yang bersifat parasit pada vertebrata. Annelida di samping tubuhnya bersegment-segmen, juga tertutup oleh kutikula yang merupakan hasil sekresi dari epidermis; sudah mempunyai sistem nervosum, sistem kardiovaskula tertutup, dan sudah ada rongga badan atau celom (Radiopoetro, 1996)
    Nematoda adalah cacing yang hidup bebas atau sebagai parasit. Ciri-ciri tubuhnya tidak bersegmen dan biasanya berbentuk silinder yang memanjang serta meruncing pada kedua ujungnya. Nematoda memiliki siklus hidup langsung, sehingga tidak memerlukan inang antara dalam perkembangan hidupnya. Cacing betina dewasa bertelur dan mengeluarkan telur bersamaan dengan tinja, di luar tubuh telur akan berkembang. Larva infektif dapat masuk ke dalam tubuh babi secara aktif, tertelan atau melalui gigitan vektor berupa rayap. Badannya dibungkus oleh lapisan kutikula yang dilengkapi dengan gelang – gelang yang tidak dapat dilihat oleh mata biasa (Kusumamihardja, 1992).


METODE PENELITIAN

Alat dan Bahan Praktikum
Alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain adalah : bak preparat, tissue, penggaris, kaca pembesar, jarum pentul,  alat bedah, buku dan alat tulis. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu spesimen dari Filum Platyhelminthes, Nematoda dan Annelida.

Waktu dan Tempat Praktikum
            Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 26 Maret 2018 pada pukul 10.30 WIB. Praktikum ini bertempat di Laboraturium Terpadu IAIN JEMBER.

Prosedur Kerja
            Pada praktikum ini kami menggunakan 3 spesimen yang termasuk dalam filum Platyhelminthes, Nematoda dan Annelida. Prosedur kerja yang digunakan untuk pengamatan ketiga spesimen tersebut sama yaitu menyiiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk pengamatan, meletakkan spesimen di atas papan seksi lalu mengamati spesimen dengan menggunakan kaca pembesar (Loup). Kemudian mencatat karakter morfologi yang meliputi : Bentuk Tubuh, Daerah Anterior dan Posterior, Warna Tubuh, Simetri Tubuh, Ukuran Tubuh (Panjang & Lebar). Setelah itu menggambar secara skematis spesimen dan memberi keterangan bagian-bagian tubuh yang ditunjuk. Kemudian menulis klasifikasinya mulai tingkat Kingdom sampai Genus, dan tulis kunci identifikasinya serta membuat dendogram berdasarkan karakter morfologi yang telah diamati. Terakhir adalah menganalisis hasil pengamatan.






HASIL
Klasifikasi

      a)      Nama spesimen : Fasciola hepatica
L                        Locality      : Ditemukan pada hati sapi didaerah jember tepatnya di Jagal Sapi   yang bertempat dipasar tanjung.











Gambar I : Fasciola hepatica
  
   Fasciola gigantica dikenal dengan cacing hati merupakan parasit dari kelas trematoda yang hidup di dalam buluh empedu sapi, domba, kambing dan mamalia lainnya. Klasifikasi F.gigantica menurut Soulsby (1986) adalah :
Kingdom   : Animalia
Filum         : Platyhelminthes
Kelas          : Trematoda
Sub kelas   : Digenea
Ordo           : Echinostomida
Famili         : Fasciolidae
Genus         : Fasciola
Spesies       : Fasciola hepatica

   b)      Nama spesimen  : Ascaris suum
L                        Locality         : Ditemukan pada usus babi didaerah jember tepatnya di Jagal Babi   yang bertempat di pasar tanjung.

Berdasarkan klasifikasi taksonomi dalam (Zaman dkk, 1988) cacing ini termasuk dalam klasifikasi :
Kingdom  : Animalia
Filum        : Nemathelminthes
Kelas         : Nematoda
Subkelas   : Secernentea
Bangsa      : Ascaridida
Superfamili : Ascaridoidea
Famili        : Ascarididae
Genus        : Ascaris
Spesies       : Ascaris suum



 c)      Nama spesimen  : Hirudo medicinalis
L                        Locality         : Membeli dari ternak lintah di daerah Tulungagung (Pak Bani).


 


Gambar I : (a) Hirudo medicinalis bagian dorsal




(b) Hirudo medicinalis bagian abdomen


 






Berdasarkan taksonimi klasifikasi dari Hirudo medicinalis adalah :
Kingdom  :  Animalia
Phylum     :  Annelida
Clasiss       :  Clitellata
Ordo          :  Hirudinida
Family       :  Hirudinae
Genus        :  Hirudo
Spesies       :  Hirudo medicinalis


Karakter Morfologi
(a)    Fasciola hepatica

             Bentuk Tubuh     : Pipih
             Warna Tubuh      : Putih
             Simetri Tubuh     : Simetri Bilateral
             Ukuran Tubuh   : p = 3 cm dan l = 0,7 cm
             Berat Tubuh        : 0,3 gram

( b)   Ascaris suum

             Bentuk Tubuh : Bulat memanjang dan tidak bersegmen
             Warna Tubuh : Merah pudar/ pink
             Simetri Tubuh : Simetri Bilateral
             Ukuran Tubuh : p = 19 cm dan l = 0,5 cm
             Berat Tubuh    : 1,7 gram
             Jenis kelamin   : Jantan

(c)    Hirudo medicinalis

             Bentuk Tubuh : Bulat, melebar, memanjang dan bersegmen
             Warna Tubuh : Hitam kecoklatan
             Simetri Tubuh : Simetri Bilateral
             Anulus              : berjumlah 3 pada setiap segmen
             Ukuran Tubuh : p = 8 cm dan l = 2 cm
             Berat Tubuh    : 11,7 gram

Kladogram



PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami lakukan, cacing hati (Fasciola hepatica) memiliki ciri berupa tubuh pipih, dan tidak berongga. Karena cacing hati memiliki tubuh yang pipih,sehingga cacing ini dimasukkan kedalam phyllum Plathyhelmintes. Pada pengamatan, bagian tubuh cacing yang teramati adalah bagian sucker (penghisap), tubuh cacing berwarna oranye dengan bercak-bercak hitam dan abu-abu. Bercak abu-abu tersebut merupakan sel api pada cacing hati. Tampak pula bagian organ reproduksi pada cacing pita, namun yang teridentifikasi jelas adalah bagian testis, sedangkan untuk bagian vagina masih belum terlalu terlihat jelas dalam pengamatan.
Menurut Tim Dosen (2011) Platyhelminthes adalah sekelompok orgnisme yang tubuhnya pipih, bersifat tripoblastik, tidak berselom. Pada umumnya spesies dari platyhelminthes adalah parasit pada hewan. Ektoderm adalah tipis yang dilapisi oleh kutikula yang berfungsi melindungi jaringan di bawahnya dari cairan hospes. Sistem ekskresi hanya saluran utama yang mempunyai lubang pembuangan keluar tidak memiliki sistem sirkulasi, maka bahan makanan itu di edarkan oleh pencernaan itu sendiri. Alat reproduksi jantan dan betina terdapat pada tiap – tiap hewan dewasa. Alat jantan terdiri atas sepasang testis, dua pembuluh vasa deferensia, kantung vesiculum seminalis, saluran ejakulasiyang berakhir pada alat kopulasi dan penis.
Menurut Oman (2006) Sistem pencernaan pada platyhelminthes belum sempurna, cacing ini telah memiliki mulut tapi tidak memiliki anus, hewan ini memiliki rongga gastrovaskuler yang merupakan saluran pencernaan yang bercabang – cabang yang berperan sebagai usus. Sistem saraf memiliki dua ganglion pada ujung ventral tubuh. Pada ujung ventral tubuh keluar satu pasang saraf longitudinal menuju ke bagian tubuh posterior.
Pengamatan kedua yaitu pada spesimen Ascaris suum. Famili dari Ascarididae ini merupakan Nematoda yang berukuran paling besar, beberapa spesies di antaranya dapat mencapai panjang 45 cm atau lebih. Pada pengamatan Ascaris suum ini kami mendapatkan karakter morfologi yang tampak yaitu bagian-bagiannya yang berupa anterior (mulut), organ reproduksi dan posterior(ekor). cacing ini memiliki tubuh yang berwarna cream dengan simetri tubuh bilateral. ukuran tubuhnya yang meliputi panjang : 19 cm dan lebar 0,5 cm. berat tubuhnya hanya 1,7 gram dan dapat diidentifikasi bahwa cacing ini memiliki kelamin jantan dibuktikan dengan adanya ekor yang menggulung. Jika pada cacing betina, ekornya lurus. Hampir semua cacing merupakan endoparasit dengan hidup dalam sistem pencernaan pada vertebrata dan larvanya ada di dalam jaringan vertebrata dan invertebrata. Tidak ada sistem pencernaan yang didalamnya terdapat termatoda sederhana seperti cacing pita dan nutrisi diserapnya melalui permukaan tubuhnya. Kebanyakan cacing pita berbentuk seperti pita dan terdiri dari banyak segmen yang disebut proglotid.
Cacing pita merupakan hermaprodit. Organ reproduktifnya berbeda misalnya pada taenia organ reproduksi digambarkan untuk mengidentifikasi karakteristiknya. Masing-masing proglotid memiliki sepasang organ reproduksi yang lengkap, yaitu ovarium dan testis, sehingga dapat mengadakan pembuahan sendiri. Walaupun populasinya sudah diketahui diantara segmen-segmen tapi sering kali terjadi pembuahan silang pada cacing pita yang berbeda. Dibeberapa spesies sel telur dilepaskan dari pori genital, tetapi dikebanyakan spesies sel telur disimpan dalam segmen-segmennya sebagai “gravid”, yang terpisah pada tiap lembar segmen didalam feses inang. Elur dalam segmen-segmen ini mengandung embrio yang dapat berkembang menjadi onchosper, ini semua dapat berkembang terus menerus hanya ketika mencerna dirinya sendiri.
Spesimen ketiga yang diamati adalah Hirudo medicinalis ( lintah). Mayoritas lintah hidup di air tawar, tetapi terdapat juga lintah darat atau tanah yang bergerak melalui vegetasi lembap. Banyak lintah memakan invertebrata kecil lainnya, tetapi beberapa jenis lintah adalah parasit penyedot darah yang makandengan menempel secara temporer ke hewan lain, termasuk manusia. Beberapa spesies parasit menggunakan rahang yang mirip pisau untuk mengiris kulit inang,sementara yang lain mensekresikan enzim yang mencerna suatu lubang melalui kulit. Inang umumnya tidak sadar akan serangan ini karena lintah mensekresikan suatu anestesia. Setelah membuat sayatan, lintah mensekresikan vahan kimia lain, yaitu hirudin, yang mempertahankan darah inang supaya tidak menggumpal. Parasit itukemudian menyedot darah sebanyak yang dapat ia tampung, seringkali lebih dari sepuluh kali berat tubuhnya. Setelah minum sebanyak itu, lintah itu bisa bertahan selama berbulan-bulan tanpa makan (Campbell, 2003).

SIMPULAN
          Dari pengamatan yang telah kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa kami dapat mengidentifikasi 3 spesimen yang berasal dari hati sapi, usus babi dan peterak cacing. Setelah kami mengamati karakter morfologi dan mengidentifikasi menggunakan kunci identifikas, 3 spesimen tersebut  merupakan 1 spesimen yang teridentifikasi dari Filum Platyhelminthes yaitu Fasciola hepatica yang biasa mnyerang hati pada sapi, 1 spesimendari Filum Nematoda yaitu Ascaris suum yang biasa hidup pada usus babi serta 1 spesimen dari Filum Annelida yaitu Hirudo medicinalis yang biasa digunakan untuk pengobatan oleh sebab itu banyak peternak cacing jenis ini.

DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N A. 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid II. Jakarta : Erlangga

Kusumamihardja, S. 1992. Parasit dan Parasitosis pada Hewan Ternak dan  Hewan Piara. Pusat Antar Universitas Bioteknologi. Bogor : Institut Pertanian Bogor.

Oman Karmana. 2006.Cerdas Biologi.  Bandun : Grafindo Media Pratama

Radiopoetro. 1996. Zoologi . Jakarta. Erlangga

Tim Dosen. 2011. Penuntun Praktikum Zoologi Invetebrata. Makassar: Uin Alauddin Makassar.

Zaman, V., Ah Keong, L., Rukmono, B., Oemijati, S., dan Pribadi, W. 1988. Buku Penuntun Parasitologi Kedokteran. Bandung : Binacipta


https://esefpe.blogspot.co.id/2015/10/phylum-platyhelminthes-nemathelminthes.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Praktikum Filum Mollusca dan Echinodermata

Identifikasi Morfologi Filum Platyhelminthes dan Annelida