Identifikasi Morfologi Filum Arthropoda


Identifikasi Morfologi Filum Arthropoda

Aldyan Ismail
Tadris Biologi, INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
(T20158006)

ABSTRAK
Arthropoda merupakan hewan yang kaki dan tubuhnya beruas, kulit keras terbuat dari kitin, dan pada setiap segmen tubuh dijumpai sepasang anggota badan. Terbagi ke dalam kelas Onychopora, Crustacea, Insekta, Chilapoda, Diplopoda, Pauropoda, Symphyla,Merostomata, Arachnida, Pygnogonida, Tardigrada, dan Pentostomida. Arthropoda biasanya ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara termasuk bentuk simbiosis dan parasit. Pada raktikum ini dilakukan pengamatan morfologi pada filum Artrhopoda. Praktikum ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakter morfologi spesimen dari filum Arthropoda berdasarkan kunci identifikasi, mengklasifikasikan spesimen Arthropoda dan membuat dendogram dari spesimen Arthropoda. Metode yang digunakan adalah metode pengamatan spesimen di ruang laboraturium. Hasil yang diperoleh dari 4 spesimen yang telah diamati merupakan Filum Arthropoda yang tersebar dalam 3 kelas yaitu kupu-kupu kuning (Eurema daura) yang termasuk dalam kelas yang sama dengan  belalang (Valanga nigricornis) yaitu kelas insecta serta laba-laba (Araneus diadematus) yang termasuk dalam kelas arachnida serta udang (Panaeus sp.) yang termasuk dalam kelas crustaceae. Keempat spesimen tersebut telah kami amati berdasarkan Karakter morfologi serta  pengklasifikasiannya.

Kata kunci : Arthropoda ; phylum/ arachnida





PENDAHULUAN

 Arthropoda berasal dari bahasa Yunani yaitu arthro berarti “ruas” dan podos yang berarti “kaki”. Jadi, arthropoda berarti hewan yang kakinya beruas-ruas. Organisme yang tergolong filum arthropoda memiliki kaki yang berbuku-buku. Hewan ini memiliki jumlah spesies yang saat ini telah diketahui sekitar 900.000 spesies. Arthropoda merupakan filum terbesar di dalam dunia hewan. Ciri-ciri dari kelas Athropoda yaitu tubuh yang bersegmen dengan jumlah yang bervariasi, adanya kutikula yang keras membentuk rangka luar yang disebut eksoskeleton. Lalu memiliki sistem saraf tangga tali. Bernapas dengan insang, trakea, atau paru-paru. Bersifat dioseus.

الْبُÙŠُوتِ Ù„َبَÙŠْتُ الْعَÙ†ْÙƒَبُوتِ ۖ Ù„َÙˆْ Ùƒَانُوا ÙŠَعْÙ„َÙ…ُونَ
Artinya : Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui.
Dari ayat tersebut kita dapat mengetahui dan belajar bahwa (Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah) yakni berhala-berhala yang mereka harapkan dapat memberi manfaat kepada diri mereka (adalah seperti laba-laba yang membuat rumah) untuk tempat tinggalnya. (Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah) yang paling rapuh (ialah rumah laba-laba) karena tidak dapat melindungi diri dari panas matahari dan dari dinginnya udara, demikian pula berhala-berhala itu, mereka tidak dapat memberikan manfaat apa pun kepada para penyembahnya (kalau mereka mengetahui) hal tersebut, tentu mereka tidak akan menyembahnya. Dari laba-laba, yaitu salah satu spesies filum arachnida kita dapat memetik pelajaran bahwa tidak ada perlindungan bagi kita selain perlindungan dari Allah SWT.

 Karakteristik utamanya ialah memiliki tubuh beruas-ruas dengan sepasang kaki disetiap ruas tubuhnya, ruas-ruas tersebut biasanya dikelompokkan menjadi dua atau tiga daerah yang agak jelas. Bentuk tubuh arthropoda adalah simetri bilateral dan memiliki rangka luar berkitin yang mengelupas dan diperbaharui secara periodik. Arthropoda memiliki sistem peredaran darah terbuka dengan pembuluh darah berbentuk tabung yang terletak di sebelah dorsal saluran pencernaan dengan lubang-lubang lateral di daerah abdomen. Untuk sistem eksresinya, berupa pembuluh malphigi dimana bahan-bahan yang diekskresikan dikeluarkan dari tubuh melalui anus. Sistem sarafnya terdiri dari ganglion anterior atau otak, sepasang penghubung dan saraf-saraf berganglion yang saling berpasangan atau disebut dengan sistem saraf tangga tali.



METODE PENELITIAN
Alat dan Bahan Praktikum
Alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain adalah : bak preparat, tissue, penggaris, pinset, jarum pentul, kapas, kamera, buku dan alat tulis. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu spesimen dari Filum Arthropoda dan klorofoam.
Waktu dan Tempat Praktikum
            Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 24 April 2018 pada pukul 10.30-12.00 WIB. Praktikum ini bertempat di Laboraturium Terpadu IAIN JEMBER.
Prosedur Kerja
            Pada praktikum ini kami menggunakan 4 spesimen yang termasuk dalam filum Arthropoda. Prosedur kerja yang digunakan untuk pengamatan keempat spesimen tersebut sama yaitu menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk pengamatan, metakkan spesimen di atas papan seksi, sebelumnya spesimen dibius dengan klorofoam, lalu mengamati morfologi  spesimen dan mengukurnya dengan penggaris. Kemudian mencatat karakter morfologi yang meliputi : Bentuk Tubuh, Warna Tubuh, Simetri Tubuh, Ukuran Tubuh (Panjang & Lebar). Setelah itu menggambar secara skematis spesimen dan memberi keterangan bagian-bagian tubuh yang ditunjuk. Kemudian menulis klasifikasinya mulai tingkat Kingdom sampai Spesies, dan tulis kunci identifikasinya serta membuat dendogram berdasarkan karakter morfologi yang telah diamati. Terakhir adalah menganalisis hasil pengamatan.

HASIL
Tabel I : Gambar hasil pengamatan Filum Arthropoda

Eurema daura






Valanga nigricornis



Araneus diadematus




Panaeus sp.






Nama specimen dan Karakter Morfologi
a)     Klasifikasi laba-laba (Araneus diadematus)

Kingdom  : animalia
Filum                    : Arthropoda
Kelas                    : Arachinida
Ordo                     : Araeae
Family                  : Araneidae
Genus                  : Araneus
Spesies                 : Araneus diadematus

Karakter Morfologi

Mempunyai dua segmen tubuh
Kaki berjumlah 4 pasang
Warna hitam bintik kuning
Simetri bilateral
b)     Klasifikasi kupu-kupu (Eurema daira)

Kingdom              : Animalia
Filum                    : Arthropoda
Kelas                    : Insecta
Ordo                     : Lepidoptera
Family                  : Pieridae
Genus                  : Eurema
Spesis                   : Eurema daira

Karakter morfologi

       Bentuk tubuh memanjang dan bersayap
       Warna kuning cerah
       Bagian tubuh atas berwarna hitam dan abdomen kuning
       Sayap berwarna kuning
       Simetri tubuh bilateral

c)      Klasifikasi udang (Penaeus sp)

Kingdom              : Animalia
Filum                    : Arthropoda
Kelas                    : Crustacea
Ordo                     : Decapoda
Family                  : Penaeidae
Genus                  : Penaeus
Spesies                 : Penaeus sp.

Karakter morfologi

Bentuk tubuh memanjang
Warna tubuh putih kemerahan
Jumlah pleopods : 5 pasang
Jumlah pseopods : 6 pasang
Panjang badan     : 6 cm

d) Klasifikasi Belalang kayu (Valange nigricornis)

Kingdom              : Animalia
Filum                    : Artropoda
Kelas                    : Insecta
Ordo                     : Orthopiera
Family                  : Acrididae
Genus                  : Valange
Spesies                 : Valange nigricornis
      
Karakter morfologi
            Warna coklat
            Bentuk tubuh panjang bersayap
            Mempunyai 2 pasang sayap dan sepasang antenna
            Simetri bilateral

PEMBAHASAN
Arthropoda merupakan hewan yang kaki dan tubuhnya beruas, kulit keras terbuat dari kitin, dan pada setiap segmen tubuh dijumpai sepasang anggota badan. Terbagi ke dalam kelas Onychopora, Crustacea, Insekta, Chilapoda, Diplopoda, Pauropoda, Symphyla,Merostomata, Arachnida, Pygnogonida, Tardigrada, dan Pentostomida. Arthropoda biasanya ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara termasuk bentuk simbiosis dan parasit. Arthropoda merupakan filum terbesar di dalam dunia hewan. Ciri-ciri dari kelas Athropoda yaitu tubuh yang bersegmen dengan jumlah yang bervariasi, adanya kutikula yang keras membentuk rangka luar yang disebut eksoskeleton. Lalu memiliki sistem saraf tangga tali. Bernapas dengan insang, trakea, atau paru-paru. Bersifat dioseus.
Pada kelas Crustacea tubuhnya terdiri dari bagian kepala dan dada menyatu yang disebut Cephalotorax. Bagian kepala merupakan penyatuan 5 segmen dan dijumpai antenula, sepasang antenna, sepasang mandibula dan 2 pasang maksila. Contoh hewan kelas Crustacea yaitu udang.  Pada  kelas Insekta tubuhnya terdiri dari bagian kepala, dada  dan abdomen dengan kaki enam pasang atau hexopode. Mata tunggal dan mata majemuk di kepalanya. Pada bagian dada terdiri dari tiga ruas yaitu protoraks, mesotorak, dan metatorak. Contoh hewan dari kelas Insekta yaitu belalang, kupu-kupu, nyamuk, lalat, dan semut.  Kemudian pada kelas Arachnida tubuhnya memiliki bagian kepala dan dada yang menyatu dan bagian perut yang bulat. Bagian kepalanya kecil, tidak memiliki antenna dan memiliki mata tunggal. Pada bagian sefalotorak terdapat sepasang klisera yang beracun dan sepasang palpus. Contoh hewannya yaitu laba-laba.
Pada praktikum kali ini kami mengamati beberapa specimen. Pertama adalah specimen udang. Udang  merupakan organisme akuatik asli pantai pasifik meksiko, amerika tengah dan amerika selatan. Bagian tubuh udang vanamei terdiri dari kepala yang bergabung dengan dada (chepalothorax) dan perut (abdomen). Kepala udang vanamei terdiri dari antenula , antena, mandibula, dan sepasang maxillae. Kepala udang vanamei juga dilengkapi dengan 5 pasang kaki jalan (periopod) yang terdiri dari 2 pasang maxillae dan 3 pasang maxiliped. Perut udang vanamei terdiri dar 6 ruas dan juga terdapat pasang kaki renang (pleopod) serta sepasang uropod (mirip ekor) yang membentuk kipas bersama-sama telson. Sift udang vanamei aktif pada kondisi gelap dan dapat hidup pada kisaran salinitas lebar dan suka memangsa sesama jenis (kanibal), tipe pemakan lambat tapi terus menerus (continous feeder) serta mencari makan lewat organ sensor. Spesies ini memiliki 6 stadia naupli, 3 stadia protozoa, 3 stadia mysis dan stadia post larva dalam siklus hidupnya. Stadia post larva berkembang menjadi juvenil dan akhirnya menjadi dewasa (Haliman 2005 diacu dalam Pranoto 2007).
Struktur tubuh udang bersegmen (beruas) dan terdiri atas sefalotoraks (kepala
dan dada menjadi satu) serta abdomen (perut). Bagian anterior (ujung depan) tubuh besar dan lebih lebar, sedangkan posterior (ujung belakang)nya sempit. Pada bagian kepala terdapat beberapa alat mulut, yaitu:
1.      dua pasang antena
2.      satu pasang mandibulla, untuk menggigit mangsanya,
3.      satu pasang maksilla,
4.      satu pasang maksiliped. (Cherian dan Sim, 1994).
Maksilla dan maksiliped berfungsi untuk menyaring makanan dan
menghantarkan makanan ke mulut. Alat gerak berupa kaki (satu pasang setiap
ruas pada abdomen) dan berfungsi untuk berenang, merangkak atau
menempel di dasar perairan.
Sistem pencernaan berupa mulut terletak pada bagian anterior tubuhnya, sedangkan esophagus, lambung, usus dan anus terletak di bagian posterior. Hewan ini memiliki kelenjar pencernaan atau hati yang terletak di kepala-dada di kedua sisi abdomen. Sisa pencernaan selain dibuang melalui anus, juga dibuang melalui alat eksresi disebut kelenjar hijau yang terletak di dalam kepala. (Eldred dan Hutton 1960 diacu dalam Muzaki 2004). Susunan saraf udang adalah tangga tali. Ganglion otak berhubungan dengan alat indera yaitu antena (alat peraba), statocyst (alat keseimbangan) dan mata majemuk (facet) yang bertangkai. Sistem peredaran darah Crustacea disebut peredaran darah terbuka. Artinya darah beredar tanpa melalui pembuluh darah. Darah tidak mengandung haemoglobin, melainkan hemosianin yang daya ikatnya terhadap O2  (oksigen) rendah. Pada umumnya Crustacea bernafas dengan insang. Kecuali Crustacea yang bertubuh sangat kecil bernafas dengan seluruh permukaan tubuhnya. (Brown dan Patlan 1974). Alat reproduksi pada umumnya terpisah, kecuali pada beberapa Crustacea rendah. Alat kelamin betina terdapat pada pasangan kaki ketiga.
Sedangkan alat kelamin jantan terdapat pada pasangan kaki kelima.
Pembuahan terjadi secara eksternal (di luar tubuh) Dalam pertumbuhannya, udang mengalami ekdisis atau pergantian kulit. Udang dewasa melakukan ekdisis dua kali setahun, sedangkan udang yang masih muda mengalami ekdisis dua minggu sekali. Selain itu udang mampu melakukan autotomi (pemutusan sebagian anggota tubuhnya). Misalnya: udang akan memutuskan sebagian pangkal kakinya, bila kita menangkap udang pada bagian kakinya. Kemudian kaki tersebut akan tumbuh kembali melalui proses regenerasi. (Sihombing, 2005).
Udang  ini umumnya terdapat dimana-mana, bagian pesisir pantai sampai ke laut dalam dan pada air tawar.
Spesimen kedua adalah laba-laba. Laba-laba adalah hewan berbuku dengan dua segmen tubuh, 4 pasang kaki, tak bersayap dan tak memiliki mulut pengunyah. Tidak semua laba-laba membuat jaring untuk menangkap mangsa, tetapi semua dapat menghasilkan benang sutra dari kelenjar yang disebut spineret yang terletak di bagian belakang tubuhnya, serat ini amat berguna untuk membantu pergerakan laba-laba, berayun, menangkap mangsa dll.
Tubuhnya terdiri dari dua bagian, yaitu sefalotoraks (kepala-dada) pada bagian anterior dan abdomen pada bagian posterior.Sefalotoraks adalah penyatuan tubuh bagian sefal atau kaput (kepala) dan bagian toraks (dada). Pada sefalotoraks terdapat sepasang kalisera (alat sengat), sepasang pedipalpus (capit), dan enam pasang kaki untuk berjalan. Kalisera dan pedipalpus merupakan alat tambahan pada mulut. Pada bagian abdomen (opistosoma) laba-laba terdiri dari mesosoma dan metasoma.Pada bagian posterior abdomen terdapat spineret yang merupakan organ berbentuk kerucut dan dapat berputar bebas. Didalam spineret terdapat banyak spigot yang merupakan lubang pengeluaran kelenjar benang halus atau kelenjar benang abdomen. Kelenjar benang halus mensekresikan cairan yang mengandung protein elastik. Protein elastik tersebut akan mengeras di udara membentuk benang halus yang digunakan untuk menjebak mangsa.
Spesimen ketiga adalah belalang. Tubuh belalang terdiri atas kepala, dada, dan perut. Dibagian kepala terdapat sepasang antena yang berfungsi sebagai indra pembau. Selain antena, dibagian kepala juga terdapat mata majemuk dan mulut. Mulut pada belalang terdiri atas mandibula, maksila, dan labium. Dada terdiri dari tiga ruas dan dibagian dada (toraks) terdapat 3 pasang kaki yang terdiri atas 1 pasang kaki yang berukuran besar dan 2 pasang kaki yang berukuran kecil. Setiap ujung kaki pada belalang terdapat seperti duri. Dibagian perut (abdomen) terbagi atas 11 segmen, segmen terakhir berubah menjadi alat reproduksi. Belalang memiliki sayap yang menutupi bagian atas perut (abdomen).
Habitat belalang adalah di padang pasir dengan makanan utamanya adalah rerumputan. Belalang merupakan salah satu contoh hewan dari kelas insecta dalam filum arthropoda. (Paul.1999).
Spesimen keempat adalah kupu-kupu. Kupu-kupu termasuk dalam serangga (insecta) yang memiliki ciri tubuh beruas-ruas dan memiliki tiga pasang kaki. Kupu-kupu termasuk dalam sub-kelas pterygota karena memiliki sayap, dan termasuk dalam ordo Lepidoptera karena memiliki sayap yang ditutupi sisik halus yang memberi corak dan warna sayap yang menarik. Kupu-kupu memiliki tubuh yang terbagi menjadi tiga bagian meliputi bagian kepala, dada (toraks), dan perut (abdomen). Tubuh kupu-kupu ditipang oleh kerangka luar (exosceleton), rangka luarnya sebagian besar berupa lapisan kitin yang tidak tertembus air dan tidak larut dalam asam organik. Kepala kupu-kupu terdiri dari enam ruas dengan gerakan kepala yang terbatas. Tiga ruas pertama berasosiasi dengan mata majemuk, mata tunggal, dan antena. Tiga ruas lainnya berasosiasi dengan bagian mulut. Maksila (rahang atas), beradaptasi sebagai alat penghisap berbentuk belahan tabung yang dapat digulung ketika tidak digunakan dan dijulurkan ketika digunakan untuk menghisap nektar, di sebut dengan probosis. Palpus labialis merupa kan bagian bibir yang sangat senisitif sebagai alat peraba. Antena dilengkapi dengan sel-sel syaraf yang berfungsi sebagai alat penciudan peraba.
Toraks kupu-kupu dibagi menjadi 3 bagian yaitu pro-toraks, meso-toraks dan meta-toraks. Pro-toraks menjadi tempat melekatnya kaki depan. Meso-toraks menjaid tempat melekatnya kaki tengah, dan meta-toraks menjadi tempat melekatnya kaki belakang dan pasangan sayap belakang. Toraks juga merupakan penghubung dengan kepala. Di bagian sisi toraks terdapat dua pasang lubang spirakel yang berfungsi sebagai alat pernafasan. Bagian kaki depan sangat sensitif dan berguna untuk mengenali nektar, bunga atau pasangannya. Kaki kupukupu kadang dilengkapi dengan spina atau taji yang membantu kupukupu berjalan. Bagian sayap kupu-kupu biasanya berbentuk menyerupai segitiga dengan berbagai variasi berbeda antar famili. Bentuk atau percabangan dan susunan venasi sayap menjadi salah satu ciri untuk mengenali jenis kupu-kupu. Bagian perut kupu-kupu pada dasarnya terdiri atas sepuluh ruas namun ruas terakhir mengalami modifikasi menjadi alat kelamin.


Kesimpulan
Arthropoda merupakan hewan yang kaki dan tubuhnya beruas, kulit keras terbuat dari kitin, dan pada setiap segmen tubuh dijumpai sepasang anggota badan. Terbagi ke dalam kelas Onychopora, Crustacea, Insekta, Chilapoda, Diplopoda, Pauropoda, Symphyla,Merostomata, Arachnida, Pygnogonida, Tardigrada, dan Pentostomida. Arthropoda biasanya ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara termasuk bentuk simbiosis dan parasit. Arthropoda merupakan filum terbesar di dalam dunia hewan.
Belalang dan kupu-kupu termasuk ke dalam kelas Insekta, karena tubuhnya terdiri dari bagian kepala, dada  dan abdomen dengan kaki enam pasang atau hexopode. Mata tunggal dan mata majemuk di kepalanya. Pada bagian dada terdiri dari tiga ruas yaitu protoraks, mesotorak, dan metatorak.
Udang  termasuk ke dalam kelas Crustacea, karena tubuhnya terdiri dari bagian kepala dan dada menyatu yang disebut Cephalotorax. Bagian kepala merupakan penyatuan 5 segmen dan dijumpai antenula, sepasang antenna, sepasang mandibula dan 2 pasang maksila.
Laba-laba termasuk ke dalam kelas Arachnida karena tubuhnya memiliki bagian kepala dan dada yang menyatu dan bagian perut yang bulat. Bagian kepalanya kecil, tidak memiliki antenna dan memiliki mata tunggal. Pada bagian sefalotorak terdapat sepasang klisera yang beracun dan sepasang palpus.

Daftar Pustaka

Hartati. 2009. Zoologi Invertebrata. UNM: Makassar.
Radiopoetro, 1996. Zoologi. Penerbit Erlangga. Jakarta
Rusyan, adun.2011.Zoologi invertebrate (teori dan praktik). Alfeta. Bandung.
Slamet Adeng dan Madang Kodri.2008.Zoologi Vertebrata.laboratorium biologi program studi pendidikan biologi FKIP UNSRI.  Indralaya
 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Praktikum Filum Platyhelminthes, Nematoda dan Annelida

Laporan Praktikum Filum Mollusca dan Echinodermata

Identifikasi Morfologi Filum Platyhelminthes dan Annelida